Pengalaman Seru Kerja Part-Time: Dari Niat Sampai Akhirnya Diterima

Pengalaman Seru Kerja Part-Time


Halo teman-teman, pernah gak sih kalian merasa uang jajan kalian gak cukup buat memenuhi semua kebutuhan dan keinginan? Gue sendiri pernah mengalami masa-masa itu, dimana uang jajan gue seminggu kadang gak cukup buat menuhin semua keinginan gue yang masih pengen ini-itu.

Ditambah lagi, ada kebutuhan kuliah yang gak bisa ditunda-tunda, seperti beli buku yang harganya bisa mencapai ratusan ribu. Jadinya, gue mulai mikir buat cari kerja part-time.

Kenapa Memilih Kerja Part-Time?

Awalnya, gue kepikiran buat kerja part-time karena uang jajan gue sering kali habis sebelum waktunya. Selain itu, gue pengen punya pengalaman kerja sekaligus menambah pemasukan untuk menutupi kebutuhan kuliah.

Gue tau, hidup di Jakarta itu gak murah, apalagi buat mahasiswa yang masih harus memikirkan banyak hal. Dari situ, gue mulai cari-cari informasi di internet tentang lowongan kerja part-time yang cocok buat mahasiswa, hingga akhirnya gue menemukan peluang di salah satu tempat makan yang cukup populer.

Persiapan Melamar Kerja Part-Time

Setelah menemukan tempat yang sesuai, gue mulai mempersiapkan diri. Meskipun ini hanya untuk posisi part-time, persiapan tetap harus matang. Berkas-berkas yang gue siapkan antara lain:

  • Curriculum Vitae (CV): Dokumen penting yang harus mencantumkan pengalaman, pendidikan, dan keahlian yang kita miliki.
  • Surat Lamaran: Meski beberapa tempat mungkin memperbolehkan format ketik, gue lebih memilih untuk menulis tangan surat lamaran gue, agar lebih personal.
  • Fotokopi Ijazah dan Transkrip Nilai: Karena waktu itu gue masih kuliah, gue hanya menyertakan IPK semester sebelumnya.
  • Fotokopi KTP dan Kartu Mahasiswa: Identitas ini penting buat memastikan kalau kita benar-benar mahasiswa.
  • Foto Formal Terbaru: Gue nyiapin beberapa lembar foto dengan latar belakang bebas, sesuai dengan permintaan mereka.

Setelah semua berkas siap, gue masukkan semuanya ke amplop coklat dan mulai mencari lokasi yang strategis buat menyerahkan lamaran. Gue memilih tempat yang gak terlalu jauh dari rumah dan kampus, biar nanti kalau dipanggil kerja, gue gak kesulitan buat datang.

Proses Lamaran dan Interview

Gue inget banget, saat itu gue pergi ke salah satu cabang yang ada di mall terdekat. Gue langsung menyerahkan berkas lamaran ke kasir sambil bertanya apakah mereka masih membuka lowongan. Setelah itu, gue cuma bisa menunggu sambil berharap.

Sekitar satu bulan kemudian, tepat di bulan November, akhirnya gue dapet panggilan untuk interview. Rasanya seneng banget, apalagi ini adalah pengalaman pertama gue melamar kerja.

Interview Day: Interview diadakan di cabang lain yang agak jauh dari lokasi gue melamar. Gue berangkat pagi-pagi karena gak mau telat. Meski begitu, gue hampir aja terlambat karena nyasar di jalan. Waktu gue sampai, suasananya cukup ramai, banyak pelamar lain yang juga dipanggil untuk interview di hari itu.

Proses interview-nya cukup menarik. Pertama, kita harus ngantri buat ngisi biodata dan diukur tinggi badan. Gue sempet deg-degan karena ada syarat tinggi badan minimum untuk posisi yang gue lamar. Untungnya, tinggi gue memenuhi syarat. Setelah itu, gue dipanggil masuk ke ruangan interview bersama beberapa pelamar lain.

Pertanyaan Interview yang Menguji

Interview-nya berlangsung dengan santai tapi penuh tantangan. Gue ditanyain banyak hal mulai dari pengalaman kerja sebelumnya, alasan kenapa pengen kerja di tempat itu, sampai detail tentang kehidupan pribadi gue. Satu hal yang bikin gue terkejut adalah ketika mereka bilang bahwa mereka bisa membaca karakter kita hanya dari cara kita menjawab dan berperilaku selama interview. Deg-degan banget rasanya!

Gue juga ditanyain gimana kalau udah dapet gaji nanti. Mereka ingin tau bagaimana gue akan memanfaatkan uang tersebut. Meskipun jawabannya mungkin terdengar sederhana, tapi mereka menilai semua aspek dari jawaban kita, termasuk seberapa cepat dan tepat kita merespon pertanyaan mereka.


Baca juga: Cerita Pengalaman Mengikuti Proses Rekrutmen di Tengah Pandemi


Tips Sukses Saat Interview

Buat teman-teman yang juga lagi mencari kerja part-time atau mungkin lagi persiapan buat interview, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Penampilan Rapi dan Sopan: Meskipun ini cuma interview part-time, penampilan tetap penting. Gue sarankan pakai pakaian yang sopan dan sesuai, karena ini bisa memberi kesan pertama yang baik.
  • Bawa Semua Dokumen yang Diperlukan: Jangan sampai ada yang ketinggalan, karena ini bisa jadi penentu diterima atau enggaknya kita.
  • Jawab Pertanyaan dengan Jujur dan Spontan: Saat interview, jujur dan spontan itu penting. Gak perlu takut salah, yang penting jawab dengan yakin dan sesuai dengan diri kita.
  • Tetap Tenang dan Percaya Diri: Rasa gugup itu wajar, tapi usahakan tetap tenang dan tunjukkan rasa percaya diri kita.

Akhirnya Diterima!

Setelah melewati semua proses tersebut, gue harus menunggu lagi hasilnya. Mereka bilang akan menghubungi pelamar yang diterima pada hari berikutnya. Gue sempet cemas karena hingga sore hari gue belum juga mendapat kabar. Tapi, Alhamdulillah, beberapa menit sebelum jam 5 sore, gue akhirnya mendapat telepon yang mengabarkan bahwa gue diterima! Rasanya senang banget, semua usaha dan penantian gue akhirnya terbayar.

Penutup

Bekerja part-time sebagai mahasiswa memang penuh tantangan, tapi juga banyak pelajaran yang bisa diambil. Pengalaman gue ini semoga bisa jadi inspirasi buat teman-teman yang lagi cari kerja part-time. Ingat, proses gak pernah mengkhianati hasil. Jadi, tetap semangat dan jangan ragu buat mencoba hal baru!

Semoga pengalaman gue ini bermanfaat dan bisa memberikan gambaran buat teman-teman yang sedang mencari kerja part-time. Jangan lupa untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik dan terus berusaha. Siapa tau, kalian juga bisa mendapatkan pengalaman yang seru dan bermanfaat dari kerja part-time seperti gue.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama